Masalah Yang Dialami Masa Remaja

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh setiap manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses pertumbuhan dalam kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan perasaan kekhawatiran bagi para orangtuanya. Masa remaja sering kali menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Janganlah terlalu membesar-besarkan suatu perbedaan yang ada. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, membangkitkan semangat di tengah, dan mengawasi segala tindak tanduk di belakang si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Para pakar pendidikan sependapat bahwa masa remaja terjadi pada mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun sering kali melalui banyak sekali kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan rasa kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan kedua orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman-teman sebayanya saja. Hal ini terjadi karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas jati diri mereka.
Biasanya para remaja sering mempunyai banyak masalah dalam proses perkembangan kedewasaan mereka. Masalah-masalah yang dialaminya timbul dari beberapa faktor lingkungan, seperti dari lingkungan sekolah, pertemanan, bahkan dari dalam keluarganya sendiri. Berikut adalah penjelasan masalah-masalah yang dialami saat masa remaja berdasarkan lingkungannya.
1.                  Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang paling berpengaruh dalam perkembangan anak-anak di masa remaja. Karena kepribadian seorang anak diluar tidak akan jauh berbeda dengan kepribadiannya di dalam rumah. Namun, tak jarang masalah yang harus dihadapi oleh seorang anak yang menginjak masa remaja justru datang dari dalam kelurganya sendiri. Seperti perceraian dan kesibukan orangtua, telah membuat anak menjadi merasa kurang mendapat perhatian dari kedua orangtuanya. Sehingga tak jarang banyak anak-anak yang melalui masa remajanya merasa lebih mempercayai teman-temannya dibandingkan dengan kedua orangtuanya. Hal seperti itu tentu saja terjadi karena peran teman akan hadir dan memberikan kenyamanan antar sesamanya, tetapi belum tentu baik untuk mereka.
Pada masa remaja anak-anak diselimuti dengan perasaan emosional yang tinggi, dimana mereka mudah merasa tersinggung oleh perasaannya (sensitif). Perceraian kedua orangtua merupakan masalah keluarga yang seringkali menjadikan kepribadian anak menjadi kurang baik. Perasaannya yang emosional (sensitif) dan keras kepala dengan tergesa-gesa menyimpulkan bahwa ia merupakan anak yang berasal dari broken home. Keluarga yang tidak harmonis dan memiliki banyak masalah. Akibatnya, tak jarang mereka terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. Seperti mabuk-mabukan, tawuran, narkoba, seks bebas, dan hal kenakalan remaja lainnya.
Selain perceraian kedua orangtua, faktor yang menjadi masalah yang dialami anak-anak dimasa remaja adalah kesibukan orangtua. Kesibukan yang dijalani kedua orangtua kerap kali menjadi alasan anak-anak melalui masa remajanya dengan salah. Merasa dirinya tidak diperhatikan seperti dulu kecil membuatnya perasaannya yang sensitif menjadi terluka. Pada akhirnya, mereka melakukan pelarian bersama teman-temannya dengan melakukan hal-hal yang belum tentu baik.
2.                  Lingkungan Pendidikan (Sekolah)
Sekolah merupakan lingkungan dimana anak-anak menghabiskan banyak waktunya disiang hari. Lebih dari 6 jam/hari waktu anak-anak dihabiskan disana. Oleh sebab itu, lingkugan pendidikan (sekolah) memiliki pengaruh besar dalam perkembangan anak-anak di masa remejanya. Selain ilmu-ilmu pengetahuan yang diajarkan disana, hampir semua teman sebayanya berasal dari teman-teman sekolah.
Dalam dunia pendidikan, anak-anak diajarkan untuk mengambil suatu keputusan dengan mempertimbangkan kemungkinan terburuknya. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri bagi anak-anak dalam perkembangannya di masa remaja. Perasaan sulit menentukan pilihan, takut mengambil risiko menjadi penghambat ia dalam menyelesaikan masalah tersebut. Takut menanggung kerugian, takut mendapat nilai yang buruk, serta perasaan takut lainnya membuatnya menjadi sulit berkembang. Disitu peran guru sebagai orangtua keduanya diperlukan dalam mendampingi segala hal yang harus dilakukannya.
Perasaan sulit menentukan pilihan atau bahasa anak mudanya labil timbul dengan didampingi perasaan kurang percaya diri. Masalah kepercayaan diri juga merupakan masalah yang di hadapi anak-anak di masa remajanya. Kurangnya kepercayaan diri membuat si anak menjadi enggan mengeluarkan pendapat. Merasa bahwa dirinya bukan siapa-siapa, merasa orang lain lebih hebat daripadanya, dan merasa takut salah telah membuatnya terjebak dalam masalah kepercayaan diri.
3.                  Lingkungan Permaninan (Pertemanan)
Teman merupakan orang-orang yang mungkin paling dekat dengan anak-anak di masa remaja, karena informasi serta pengetahuan hal-hal baru lebih banyak didapat dari teman-teman. Hal itu merupakan alasan mengapa teman-teman menjadi begitu dekat dengan si anak. Tetapi sebagai salah satu lingkungan dalam perkembangan masa remaja, pertemanan juga memiliki beberapa masalah seperti yang disebabakan oleh rasa keingintahuan yang besar, pencarian jati diri, serta perasaan yang sulit untuk diungkapkan.
Selain itu masa remaja memang masa dimana anak-anak memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap lingkungan, bukan hanya sekitar tetapi juga dunia luar. Perasaan tersebut membuatnya mencari teman yang juga memiliki rasa yang sama, sehingga terciptalah lingkungan permainan dengan teman-teman yang serasa. Tak jarang rasa keingintahuan yang dirasakan anak-anak telah melampaui batas, seperti keingintahuan akan hal-hal yang buruk. Contohnya keingintahuan terhadap narkoba, trend atau gaya masa kini, serta hal-hal yang berbau pornografi.
Begitupun dengan hal pencarian jati diri. Si anak mulai berfikir untuk apa ia hidup? Siapa dirinya sebenarnya? Mau kemanakah ia kedepannya? Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam diri. Pertanyaan seperti itulah yang membuatnya mencoba melakukan hal-hal baru, bahkan beberapa diantaranya dengan sadar atau tidak kelakukaannya telah melampaui batas. Pemikiran telah keluar dari masa kanak-kanak membuat dirinya merasa ‘sok’ dewasa. Mencari tahu hal-hal baru sendiri tanpa berfikir panjang dan tanpa berkonsultasi dengan orangtua. Seperti yang terjadi belakangan ini banyak sekali anak-anak remaja yang cara berpakaiannya seperti orang dewasa. Sikap seperti itu biasa disebut alay dalam bahasa pergaulan anak muda.
Dalam lingkungan pertemanan anak-anak remaja mulai mengenal rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Dari situ timbullah masalah baru yang dialami para remaja, yaitu perasaan yang sulit untuk diungkapkan yang dalam bahasa pergaulannya galau. Perasaan yang timbul karena malasah percintaan membuatnya sulit untuk mengungkapkan kepada orang lain agar mendapat solusi, pada akhirnya waktulah yang membuat masalah tersebut larut. Selain dari masalah percintaan perasaan yang sulit untuk diungkapkan juga berasal dari keadaan ketika si anak harus menentukan suatu pilihan yang membuat perasaannya kebingungan.
Dalam perkembangan anak-anak dimasa remaja masalah-masalah yang timbul memanglah masalah yang tidak berbeda dari generasi ke generasi. Tetapi hal yang ada didalamnyalah yang terus berkembang sehingga sulit untuk menemukan solusi yang pasti. Tetapi seperti awal dari timbulnya masalah-masalah tersebut yaitu keluarga,  diharapkan perannya untuk dapat lebih merangkul anak-anaknya. Para orangtua dianjurkan untuk tidak terlalu mementingkan pekerjaan saja. Tetapi juga mengawasi perkembangan dari anak-anaknya yang memasuki masa-masa remaja. Bahkan lebih baiknya lagi jika orangtua dapat masuk ke dalam dunia si anak agar si anak dapat lebih terbuka dan lebih nyaman dalam membagi segala hal yang ia ketahui.

Sumber:

irfan musthaf

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar: